04 August 2007

Menara Syahbandar


Jakarta berdiri dan tumbuh menjadi sebuah kota metropolitan seperti sekarang ini tidaklah dengan begitu saja. Artinya kota dengan kemajemukan populasinya ini telah banyak melewati waktu yang panjang. Sisa-sisa perjalanan itu pun banyak meninggalkan kenangan historis, salah satunya adalah Menara Syahbandar. Salah satu bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1893, berada satu kompleks dengan Museum Bahari dan Pelabuhan Sunda Kelapa.

Menara ini masih berdiri kokoh di lokasi yang pada masa lalu merupakan salah satu bastion (sudut benteng) kota Batavia yang tersisa. Di samping timur menara ini terdapat tembok benteng dengan dua meriam yang mengarah ke pelabuhan Sunda Kelapa. Sementara di sebelah barat berdiri megah sebuah bangunan rumah kecil menyerupai gudang.

Pintu gerbang Menara Syahbandar berada di sisi barat, ketika memasuki area menara ini dua buah meriam yang masih kokoh seakan menyambut kedatangan pengunjung. Menurut catatan sejarah, menara ini sebagai pusat pengaturan arus palayaran, selain itu dahulunya juga sebagai kantor pabean. Di bangunan inilah dahulu pajak-pajak dikumpulkan dari barang-barang yang diturunkan di Pelabuhan Sunda Kelapa. Bangunannya sendiri terdiri dari dua bagian.

Bagian bawah terbagi dua sisi, satu sisi berupa ruang menyerupai ruangan kerja. Disisi inilah administrasi pabean ketika itu beraktifitas. Sementara sisi kiri bangunan ini adalah tangga menuju puncak menara. Untuk mencapai puncak menara, diperlukan kehati-hatian saat kaki menaiki satu persatu anak tangga. Ini karena kondisi kayu yang sudah tua dan tidak adanya pengaman di kedua sisinya.

Mengamati pemandangan sekitar dari puncak Menara Syahbandar adalah sesuatu yang meagasyikan. Dari jendela yang mengelilingi menara, di sebelah utara akan nampak dari kejauhan Pelabuhan Sunda Kelapa dengan kapal-kapal yang bersandar serta Kali Opak. Kali Opak ini dahulunya merupakan jalur pelayaran pula, terutama bagi kapal-kapal kecil yang hendak masuk ke Pelabuhan Sunda Kelapa dari arah pusat Kota Batavia.
Sementara di sebelah selatan di Jalan Tongkol, terlihat bangunan besar dan panjang dengan jendela-jendela segitiga di atapnya bergaya arsitektur eropa kuno. Bangunan itulah dahulunya dikenal sebagai bengkel kapal VOC, yang dikenal dengan sebutan VOC Shipyard. Pada masa lalu, di lokasi ini kapal-kapal yang rusak diperbaiki. Namun sayangnya saat ini sekeliling bangunan bengkel tersebut sudah berpagar tembok sehingga tertutup bagi umum, sementara perevitalisasiannya sebagai restoran tidak merubah bentuk awal dan tetap mempertahankan arsitektur aslinya.

No comments: